Misi 86, Surabaya

Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) menyampaikan solidaritasnya atas tragedi kebakaran rumah yang sudah menelan 2 (dua) korban jiwa, buah hati Petrus Gultom, Wartawan Online di Batubara.

Dua korban itu masih anak-anak, bernama Miftahul Jannah Gultom (13) dan Naya Azahra Gultom (10). Keduanya hangus terbakar di dalam kamar mandi, dengan kondisi mengenaskan.

Tragedi itu masih menjadi misteri dan terngiang bagi keluarga Gultom, belum genap satu tahun lalu di Ds. Sukaramai, Kec. Air Putih, Kab. Batubara, Prov. Sumut, tepatnya pada hari Rabu, 28 Juni 2023.

Mendengar kisah pilu yang dialami teman seprofesinya, akhirnya Ade S. Maulana, Ketum KJJT، menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada rekan Gultom beserta keluarga.

“Kasus keluarga Gultom harus kita kawal, meski jarak yang membatasi kami, KJJT tetap konsisten akan selalu menggaungkan solidaritas rekan seprofesi. Mewakili rekan-rekan yang tergabung dalam KJJT, kami sampaikan turut berduka atas kejadian yang dialami dua putri rekan Gultom,” ucap Ade, sambil menghela nafas, pada Rabu (1/5/24).

Dari cerita rekan Gultom kepada KJJT, pada Rabu, 28 Juni 2023 lalu, pukul 02.00 WIB. Anaknya yang berusia 3,5 tahun bernama Classio Devano Gultom sakit, yang harus dibaw ke RS saat itu juga. Dengan terpaksa Gultom meninggalkan kedua putrinya itu berada di rumah, Miftahul Jannah Gultom (13) dan Naya Azahra Gultom (10). Pintu pun terkunci dari dalam, saat Gultom dan istrinya membawa anaknya ke RS.

Dalam perjalanan pulang dari RS, Gultom terkejut rumahnya telah dilalap api. Berusaha untuk mencari kedua putrinya dan terlihat ada di kamar mandi dengan kondisi hangus terbakar, Gultom pun tertegun dan menangis. Dalam benaknya, mengapa tetangganya tidak ada yang menolong?

Kepada APH yang menangani kasus itu Ade berharap, pihaknya bisa mengungkap kasus yang dialami Gultom. Percayakan kepada Polri untuk kasus ini, KJJT hanya meminta untuk segera disampaikan ke publik dan sampaikan ke awak media, hasil dari penanganan atas tewasnya dua putri Gultom.

“Petrus Gultom mengharap kepastian hukum untuk kedua putrinya. Dirinya menanti keadilan, namun sampai saat ini belum juga ada kepastian,” terangnya.

Masih menurut pengakuan Gultom yang disampaikan Ade.

Misteri kematian putri Gultom, satu bulan sebelum kejadian, anaknya pernah bercerita kepada ibunya, bahwa rumahnya mau dibakar dan dia tidak menyangka apa yang diucapkan anaknya itu benar terjadi.

Tragedi ini akan dijadikan sebuah pelajaran dan pengalaman untuk kita semua yang menyandang profesi Wartawan. Masih hangat-hangatnya “arus gelombang ombak” para pemangku dan pelaksana UU Pers No. 40/1999. Belum lagi krisis kepercayaan terhadap profesi yang menjadi alat kepentingan satu sama lain. Imbasnya nasib keluarga Wartawan/Jurnalis terabaikan. (Red)

By admin